Senin, 17 Februari 2014

Sabar...

Tulisan ini dapat dikatakan sebagai suatu catatan kecil dari sebuah kajian, yang saya tulis menurut apa yang saya tangkap dan apa yang saya dapat. Ketika itu, sang Ustadzah menjelaskan kepada saya untuk selalu tegar dalam menghadapi ujian, apalagi, melihat apa yang dialami oleh bangsa Indonesia saat ini. Bencana datang silih berganti, tak memandang apa dan siapa....
Sebagai insan yang bijak, kita harus menyikapi semua ini dengan ketegaran dan kesabaran. Adapun bersabar itu ada 3 jenis, yaitu :
1.              Sabar dalam mentaati Allah
2.              Sabar dalam menahan maksiat
3.              Sabar ketika diuji
Sabar dalam mentaati Allah, maksudnya kita harus selalu sabar dan tidak menentang apa yang sudah diperintahkan Allah kepada kita. Contohnya, ketika kita adalah seorang muslimah, maka kita harus menerima bahwa seorang muslimah harus menutup auratnya. Walaupun bagi seorang yang baru awal-awal memakai hijab terasa panas lah, terasa tidak bebas, atau sebagainya.. nah justru disitu letak kesabaran kita. Kita harus bisa membuktikan bahwa kita dapat menghadapi itu semua dengan cara bersabar.. juga tak kalah penting sebuah rasa ikhlas yang harus kita tanam dalam pribadi muslim.
Sabar dalam menahan maksiat. Maksudnya di sini adalah kita harus bisa menahan godaan syaithan untuk berbuat maksiat. Adapun salah satu tanda bahwa kita bermaksiat adalah ketika hati kita merasa tidak tenang dalam melakukan sesuatu dan kita merasa malu untuk dilihat orang... Kalau begitu bagaimana cara menghindari maksiat itu???? Nah salah satu caranya adalah dengan selalu mengingat Allah. Kita harus bisa mematri dalam hati kita bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam dunia ini tidak luput dari kamera malaikat-malaikat Allah yang senantiasa merekam jejak kita dalam hidup. Entah kita melakukan hal yang baik maupun buruk, ingatlah bahwa Allah selalu mengawasi kita. Segala apa yang kita lakukan akan dibuka oleh Allah di akhirat nanti, di padang mahsyar, yang pada saat itu jika kita melakukan banyak dosa, kita akan dipermalukan oleh dosa kita sendiri sampai berkeringatlah kita, dan membanjiri diri kita sendiri, bahkan sampai mencapai ujung telinga kita....
Aku membayangkan, betapa malunya kita jika semua kesalahan kita dibuka oleh Allah di depan seluruh makhlukNya,, oleh karena itu, berlatih jujurlah kepada Allah, jangan melakukan kebaikan hanya karena ingin dipuji oleh manusia, namun lakukan kebaikan hanya untuk mengharap ridho Allah...
Ada sebuah hadist yang meriwayatkan bahwa ketika nanti di yaumul hisab, ada orang yang membawa pahala sebesar gunung Tihamah, namun lama kelamaan gunung itu menipis dan bertebaran. Ketika itu seorang sahabat bertanya mengapa bisa demikian, lalu kemudian Rasulullah menjawab, bahwa memang orang tersebut tetap melakukan shalat, bahkan melakukan qiyamul lail dan berbagai amalan baik lainnya. Namun, pada saat ia sendirian, ia melakukan MAKSIAT. Naudzubillah.. semoga kita bukan termasuk golongan orang yang seperti ini.
Oleh karena itu, perilaku jujur kepada Allah sangat diutamakan.. terngiang-ngiang kata sang Ustadzah.. “Jujurlah kepada Rabbmu..”
Kemudian yang ketiga yaitu sabar ketika diuji. Ujian datang silih berganti, namun kita sebagai orang muslim harus menyikapinya dengan bijak. Hal ini, bencana-bencana yang terjadi di wilayah Indonesia, tidak lain adalah salah satu bentuk teguran kepada kita. Kita harus mengoreksi dan menanyakan kepada diri kita sendiri, bagaimana shalat kita??? Jangan-jangan ketika shalat pikiran kita bukan tertuju kepadaNya, namun hanya sebagai pelepas kewajiban. Bagaimana sedekah kita???? Jangan-jangan tangan hati kita berbangga diri dengan banyaknya nominal yang kita infakkan. Bagaimana mata kita? Apakah sudah digunakan untuk hal-hal yang diridhoi Allah? Bagaimana tangan kita? Apakah selalu melakukan perbuatan yang sesuai dengan perintahnya dan menjauhi larangannya? Dan bagaimana kaki kita? Apakah selalu kita gunakan untuk mendatangi tempat-tempat yang baik? Dengan begitu, kita akan lebih mencintai Allah, dan sebenarnya, kita sedang diberi nikmat olehNya, hanya saja, cara menyikapinya dari diri kita yang berbeda-beda...

Nah itu adalah 3 jenis sabar, jika terdapat kesalahan, saya mohon kritik dan saran.. semoga kita dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.. Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambahkan Komentarnya :)