Tulisan
ini dapat dikatakan sebagai suatu catatan kecil dari sebuah kajian, yang saya
tulis menurut apa yang saya tangkap dan apa yang saya dapat. Ketika itu, sang Ustadzah
menjelaskan kepada saya untuk selalu tegar dalam menghadapi ujian, apalagi,
melihat apa yang dialami oleh bangsa Indonesia saat ini. Bencana datang silih
berganti, tak memandang apa dan siapa....
Sebagai
insan yang bijak, kita harus menyikapi semua ini dengan ketegaran dan
kesabaran. Adapun bersabar itu ada 3 jenis, yaitu :
1.
Sabar dalam mentaati Allah
2.
Sabar dalam menahan maksiat
3.
Sabar ketika diuji
Sabar
dalam mentaati Allah, maksudnya kita harus selalu sabar dan tidak menentang apa
yang sudah diperintahkan Allah kepada kita. Contohnya, ketika kita adalah
seorang muslimah, maka kita harus menerima bahwa seorang muslimah harus menutup
auratnya. Walaupun bagi seorang yang baru awal-awal memakai hijab terasa panas
lah, terasa tidak bebas, atau sebagainya.. nah justru disitu letak kesabaran
kita. Kita harus bisa membuktikan bahwa kita dapat menghadapi itu semua dengan
cara bersabar.. juga tak kalah penting sebuah rasa ikhlas yang harus kita tanam
dalam pribadi muslim.
Sabar
dalam menahan maksiat. Maksudnya di sini adalah kita harus bisa menahan godaan
syaithan untuk berbuat maksiat. Adapun salah satu tanda bahwa kita bermaksiat
adalah ketika hati kita merasa tidak tenang dalam melakukan sesuatu dan kita
merasa malu untuk dilihat orang... Kalau begitu bagaimana cara menghindari
maksiat itu???? Nah salah satu caranya adalah dengan selalu mengingat Allah.
Kita harus bisa mematri dalam hati kita bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam
dunia ini tidak luput dari kamera malaikat-malaikat Allah yang senantiasa merekam
jejak kita dalam hidup. Entah kita melakukan hal yang baik maupun buruk,
ingatlah bahwa Allah selalu mengawasi kita. Segala apa yang kita lakukan akan
dibuka oleh Allah di akhirat nanti, di padang mahsyar, yang pada saat itu jika
kita melakukan banyak dosa, kita akan dipermalukan oleh dosa kita sendiri
sampai berkeringatlah kita, dan membanjiri diri kita sendiri, bahkan sampai
mencapai ujung telinga kita....
Aku
membayangkan, betapa malunya kita jika semua kesalahan kita dibuka oleh Allah
di depan seluruh makhlukNya,, oleh karena itu, berlatih jujurlah kepada Allah,
jangan melakukan kebaikan hanya karena ingin dipuji oleh manusia, namun lakukan
kebaikan hanya untuk mengharap ridho Allah...
Ada
sebuah hadist yang meriwayatkan bahwa ketika nanti di yaumul hisab, ada orang
yang membawa pahala sebesar gunung Tihamah, namun lama kelamaan gunung itu
menipis dan bertebaran. Ketika itu seorang sahabat bertanya mengapa bisa
demikian, lalu kemudian Rasulullah menjawab, bahwa memang orang tersebut tetap
melakukan shalat, bahkan melakukan qiyamul lail dan berbagai amalan baik
lainnya. Namun, pada saat ia sendirian, ia melakukan MAKSIAT. Naudzubillah..
semoga kita bukan termasuk golongan orang yang seperti ini.
Oleh
karena itu, perilaku jujur kepada Allah sangat diutamakan.. terngiang-ngiang
kata sang Ustadzah.. “Jujurlah kepada Rabbmu..”
Kemudian
yang ketiga yaitu sabar ketika diuji. Ujian datang silih berganti, namun kita
sebagai orang muslim harus menyikapinya dengan bijak. Hal ini, bencana-bencana
yang terjadi di wilayah Indonesia, tidak lain adalah salah satu bentuk teguran
kepada kita. Kita harus mengoreksi dan menanyakan kepada diri kita sendiri,
bagaimana shalat kita??? Jangan-jangan ketika shalat pikiran kita bukan tertuju
kepadaNya, namun hanya sebagai pelepas kewajiban. Bagaimana sedekah kita????
Jangan-jangan tangan hati kita berbangga diri dengan banyaknya nominal yang
kita infakkan. Bagaimana mata kita? Apakah sudah digunakan untuk hal-hal yang
diridhoi Allah? Bagaimana tangan kita? Apakah selalu melakukan perbuatan yang
sesuai dengan perintahnya dan menjauhi larangannya? Dan bagaimana kaki kita?
Apakah selalu kita gunakan untuk mendatangi tempat-tempat yang baik? Dengan
begitu, kita akan lebih mencintai Allah, dan sebenarnya, kita sedang diberi
nikmat olehNya, hanya saja, cara menyikapinya dari diri kita yang
berbeda-beda...
Nah
itu adalah 3 jenis sabar, jika terdapat kesalahan, saya mohon kritik dan
saran.. semoga kita dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tambahkan Komentarnya :)